Sabtu, 28 Mei 2011

Tegakkan Sunnah, Hapuskan Bid"ah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ


Kitab (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
 ( Al-Baqarah :2).


Hadist Nabi
Sebaik-baik Perkatan  adalah kitabullah, sebaik-baiak perbuatan adalah Sunnah nabi

Hadist Nabi 
Dari Ummul mukminin, Ummu 'Abdillah, ‘Aisyah radhiallahu 'anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak".
(Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Muslim : “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak”)
[Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718]
Kata “Raddun” menurut ahli bahasa maksudnya tertolak atau tidak sah. Kalimat “bukan dari urusan kami” maksudnya bukan dari hukum kami.
Hadits ini merupakan salah satu pedoman penting dalam agama Islam yang merupakan kalimat pendek yang penuh arti yang dikaruniakan kepada Rasulullah. Hadits ini dengan tegas menolak setiap perkara bid’ah dan setiap perkara (dalam urusan agama) yang direkayasa. Sebagian ahli ushul fiqih menjadikan hadits ini sebagai dasar kaidah bahwa setiap yang terlarang dinyatakan sebagai hal yang merusak.

Pada riwayat imam muslim diatas disebutkan, “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak” dengan jelas menyatakan keharusan meninggalkan setiap perkara bid’ah, baik ia ciptakan sendiri atau hanya mengikuti orang sebelumnya. Sebagian orang yang ingkar (ahli bid’ah) menjadikan hadits ini sebagai alas an bila ia melakukan suatu perbuatan bid’ah, dia mengatakan : “Bukan saya yang menciptakannya” maka pendapat tersebut terbantah oleh hadits diatas.

Hadits ini patut dihafal, disebarluaskan, dan digunakan sebagai bantahan terhadap kaum yang ingkar karena isinya mencakup semua hal. Adapun hal-hal yang tidak merupakan pokok agama sehingga tidak diatur dalam sunnah, maka tidak tercakup dalam larangan ini, seperti menulis Al-Qur’an dalam Mushaf dan pembukuan pendapat para ahli fiqih yang bertaraf mujtahid yang menerangkan permasalahan-permasalahan furu’ dari pokoknya, yaitu sabda Rosululloh . Demikian juga mengarang kitab-kitab nahwu, ilmu hitung, faraid dan sebagainya yang semuanya bersandar kepada sabda Rasulullah dan perintahnya.
Kesemua usaha ini tidak termasuk dalam ancamanhadits diatas.Wallahu a’lam


Tafsir Al-Hafizh IBNU KATSIR dalam tafsirnya tentang Surat (Al-Baqarah ayat 186).    

Ibnu Abi Hatim berkata dengan sanadnya dari Muawiyah bin Haidah al Qusyairi (205),” Seorang Badui bertanya,” Wahai Rasulullah, apakah Tuhan kita itu dekat sehingga kami dapat bermunajat kepada.Nya ataukah jauh hinga Dia perlu kami seru?’ Nabi diam sejenak, kemudian turunlah ayat


  Al-Baqarah / ٢ البقرة

 وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ ١٨٦. يَرْشُدُونَ


186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.


“ Dan apabila hamba – hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepada-Ku “ Apabila kamu menyuruh mereka berdoa kepadaku –Ku, maka berdoalah kepada-Ku , niscaya Aku mengabulkan. 

Iman Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa Al- Asy’ari, dia berkata (206), “ Kami tengah bersama Rasulullah saw. Dalam sauatu perang. Tidaklah kami mendaki tanjakan, menaiki bukit, dan menuruni lembah melainkan kami bertakbir dengan suara lantang. “ Abu Musa berkata,” Maka Rasulullah mendekati kami, kemudian bersabda,” Wahai manusia, kasihinilah dirimu. Sesungguhnya kamu tidak berdoa kepada yang tuli atau goib, kamu berdoa kepada Yang Maha mendengar lagi Maha Melihat.Sesungguhnya Zat yang kamu seru adalah lebih dekat kepadamu daripada dekatnya kamu ke leher kendaraanya.


TEGAKKAN SUNNAH, HAPUSKAN BID’AH


Kaum muslimin para hamba Allah yang berbahagia
           
            Ketahuilah para pembaca sekalian bahwa agama Islam pada asalnya sama seperti sama agama samawiyah lainya yang diturunkan Allah, dengannya Allah mengutus para Rasul; yaitu agama yang di bangun di atas dasar ittiba’( mengikuti ) dan kepatuhan pada apa yang di sampaikan Allah dan RasulNya. Sebab sebuah ajaran tidak dapat desebut Ad-Dien kecuali bila di dalamnya ada kepatuhan pada Allah swt. Dan ittiba’ pada apa yang deserukan oleh RasulNya.

            Dan sebaik-baik petunjuk yang harus ditempuh oleh orang-orang yang mengharapkan kejayaan, sebaik – baik jalan yang mesti di lalui oeh orang – orang shaleh adalah : petunjuk dan jalan yang digariskan oleh Rasulullah saw. kepada umatnya. Tidak ada lagi petunjuk dan jalan yang di gariskan oleh rasullah saw. kepada umatnya.Tidak ada lagi petunjuk yang lebih baik dari petunjuk beliau. Tidak ada lagi jalan hidup yang lebih lurus selain dari pada jalan hidup yang beliau tempuh.

يُوقِنُونَ   لِّقَوْمٍ  حُكْماً  اللّهِ مِنَ أَحْسَنُ  وَمَنْ
Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ( Al- Maidah :50)

Namun teryata iblis – la’natullah’ alaihi – tidak pernah berhenti menyesatkan anak cucu Adam. Dengan berbagai cara tipu muslihat ia mencoba memalingkan mereka dari cahaya ilmu lalu membiarkan mereka tersesat dan kebingungan dalam gelapnya kebodohan. Dari situlah iblis kemudian memasukkan hal-hal yang secara lahiriah adalah perbuatan baik/amal shaleh ke dalam agama namun sebenarnya ia tidak pernah di tuntunkan Allah  dan  RasulNya . Muncullah berbagai kayakinan dan amalan yang tidak pernah di ajarkan Rasulullah saw. Lahirlah I’tiqad dan perbuatan yang tidak pernah dikenal oeh generasi terbaik umat ini; generasi As-Salafus shaleh ridlwanullah’ alaihim, Rasulullah saw. bersabda:

” Sesungguhnya barang siapa yang hidup di antara kalian maka ia akan melihat perselisihan yang banyak ( maka saat itu ) ikutilah sunnahku dan sunnah para khulafa ’ ar-rasyiddin yang mendapatkan hidayah,gigitlah ( sunnah ) dengan gigi-gigi geraham ( berbegang teguh ), dan jauhilah perkara – perkara yang dibuat – buat ( dalam agama ), karena setiap bid’ah itu sesat.” ( HR> Abu Daud dan At – Tarmidzi ia katakan hadist hasan shahih ).

Yang di maksud dengan bid’ah dalah segala perkara yang di buat – buat dalam agama yang sama sekali tidak  memiliki dasar dalam syari’ah. Dan barang siapa yang mencoba melakukan hal ini, maka ia akan masuk dalam ancaman Rasulullah  saw.

Barang siapa yang membuat – buat hal baru dalam urusan ( agama ) kami, apa yang tidak ada keterangan darinya maka ia itu tertolak.” ( HR. Al- Bukhari Dan Muslim ).

Dari  riwayat Hadist Muslim yang Lain, beliau bersabda :
 
Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak dilandasi / sesuai dengan keterangan kami, maka ia itu tertolak. ”



Para hamba Allah yang berbahagia...

            Hadits yang baru saja kita baca ini merupakan dasar terpenting dalam ajaran Islam. Hadits ini merupakan standart yang harus di gunakan untuk mengukur dan menilai sebuah amalan secara lahiriah, sehingga – berdasarkan hadits ini- amalan apapun delemparkan kembali kepada pelakunya. Sehingga berdasarkan hadits ini pula perbuatan apapun yang di ada-adakan dalam Islam  bila tidak di izinkan oleh Allah dan RasulNya, maka tidaklah boleh dikerjakan; bagaimanapun baik dan bergunanya menurut akal kita. Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadits yang mulia ini adalah salah satu hadits penting yang harus di hapal dan di gunakan untuk membantah dan membatalkan segala bentuk kemungkaran dalam Islam.

            Kaum muslimin yang di rahmati Allah !

            Sesungguhnya perilaku bid’ah dan segala perilaku yang mengarah pada penambahan terhadap ajaran Islam adalah tindakan kejahatan yang amat sangat nyata. Bila kejahatan bid’ah ini di lakukan maka ” kejahatan – kejahatan ” lain yang akan muncul, diantaranya :

Perilaku bid’ah menunjukkan bahwa pelakunya telah berprasangka buruk ( suudhan ) terhadap Allah swt. Dan RasulNya yang telah menetapkan risalah Islam, karena pelaku bid’ah telah menganggap bahwa agama ini belumlah sempurna sehingga perlu diberikan ajaran – ajaran tambahan agar lebih sempurna. Itulah sebabnya Imam Malik bin Anas rohimullah  pernah berkata : ” Barang siapa yang membuat – buat sebuah bid’ah dalam ajaran Islam yang di anggap baik, maka sungguh ia telah menuduh Muhammad s.a.w.   telah mengkhianati risalah yang di turunkan Allah padaNya, karena Allah Berfirman   

دِيناً  الإِسْلاَمَ  لَكُمُ وَرَضِيتُ  نِعْمَتِي  عَلَيْكُمْ  وَأَتْمَمْتُ دِينَكُمْ   لَكُمْ  أَكْمَلْتُ الْيَوْمَ
                                                
 Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
( Al- Maidah :3 )


Oleh karena itu, apapun yang pada saat itu tidak termasuk dalam A – Dien maka hari inipun ia tak dapat di jadikan ( sebagai bagian ) As-Dien. Disamping itu’ berdasarkan point pertama maka dampak negatip lain dari perilaku bid’ah  adalah bahwa hal ini akan mengotori dan menodai kindahan syari’ah Islam yang suci dan telah de sempurnakan oleh Allah.Perbuatan ini akan memberikan kesan bahwa Islam tidaklah  pantas menjadi pedoman hidup karena teryata belum sempurna.

Perbuatan bid’ah juga akan megakibtkan terhapusnya dan hilangnya  syi’ar – syi’ar’ As-Sunnah dalam kehidupan umat Islam. Hal ini di sebabkan tidak ada satupun bid’ah yang muncul dan menyebar melainkan sebuah sunnah akan mati bersamanya, sebab pada dasarnya bid’ah itu tidak akan muncul kecuali bila As-sunnah telah ditinggalkan. Sahabat Nabi yang mulia,Ibnu abbas rohimakumullah pernah menyinggung hal ini denga megatakan :

” Tidaklah datang suatu tahun kepada umat manusia kecuali mereka membuat – buat sebuah bid’ah di dalamnya dan mematikan As-Sunnah, hingga bid’ah dan matilah As-sunnah.”

            Tersebarnya bid’ah juga akan menghalangi kaum muslimin untuk memahami ajaran-ajaran agama mereka yang shahih dab murni. Hal ini tidaklah megherankan, karena tidak memandangnya sebagai suatu yang salah, mereka justru meyakininya sebagai sesuatu yang benar dan termasuk dalam ajaran Islam. Hingga tepatlah kiranya apa yang dinyatakan oleh Imam Sufyan Ats – Tsauri:

        "   Bid’ah   itu lebih disenangi oleh setan dari pada perbuatan maksiat, karena
perbuatan maksiat itu ( pelakunya ) dapat bertaubat ( karena bagaimanapun ia meyakini bahwa perbuatannya adalah dosa ) sedangkan bid’ah ( pelakunya ) sulit untuk bertaubat ( karena ia melakukannya dengan keyakinan hal itu termasuk ajaran agama, bukan dosa ).

Pembaca yang di muliakan Allah !

Dengan demikian jelaslah sudah bahwa perbuatan bid’ah adalah tindak kejahatan yang sangat nyata terhadap syri’at Islam yang suci dan telah di sempurnakan oleh Allah. Dan tidak ada jalan lain untuk membasmi hal tersebut kecuali dengan mendalami dan melaksanakan sunnah Nabi Muhammad saw, tidak ada penyelesaian lain kecuali mengembalikan semua perkara kepada hukum Allah dan RasulNya.

           " Bid’ah adalah gelombang taufan yang dapat menenggelamkan siapapun, dan As-Sunnah yang shahihah adalah ” bahtera Nuh” ;siapapun yang mengenadarai akan selamat dan siapa yang  meninggalkan nya akan tenggelam.

            Kaum muslimin, para hamba Allah yang berbahagia !
         
          Setiap jalan selain Allah disitu terdapat setan yang akan selalu perlahan – lahan menjauhkan kita dari As –Sunnah. Ini adalah salah satu langkah setan dimana secara bertahap ia membisikkan syubhat – syubhat itu ke dalam amalan yang tak pernah di tuntunkan oleh Rasulullah saw. Sangat banyak kaum muslimin yang jatuh dan menjadi korban; setanpun telah memperoleh kemenangan ” peperangan ” ini dalam banyak kesempatan; baik ketika seaorang hamba meyakini i’tiqat tertentu yang menyelisihi Al-Qur’an dan As – Sunnah atau ketika seorang hamba mengerjakan amalan ibadah tertentu yang tidak pernah di gariskan dalam risalah Al- Islam.

            Namun Ahlus Sunnah wal Jama’ah satu – satunya golongan yang selamat dan satu – satunya kelompok yang akan di menangkan Allah  telah menetapkan Kitabullah dan Sunnah RasulNya ke dalam lubuk hati mereka yang paling dalam.

            Nasihat Allah dan Rasulnya telah tersimpan abadi dalam jiwa – jiwa mereka. Allah Yang Maha Bijaksana telah menanamkan dalam hati mereka keyakinan akan kesempurnaan Ad – Dien ini, bahwa kebahagiaan dan ketenangan yag hakiki hanyalah di capai bila berpegang teguh kepada Wahyu Allah dan Sunnah RasulNya, sebab apapun selain keduanya adalah kesesatan dan kebinasaan ! Sebab segala kebaikan dalam perilaku bid’ah kaum khalaf!

            Pembaca yang berbahagia dan Dirahmati Allah
           
Akhirnya, saya kembali mengulang wasit untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT. Waspadailah segala perilaku bid’ah, yang kecil maupun yang besar dalam Ad – Dien ini karena ia akan menanggung dosanya dan dosa orang – orang yang mengerjakanya hingga hari Kiamat . Rasulullah saw. Bersabda :


"Barang siapa yang melopori perbuatan buruk maka ia akan menanggung dosanya dan dosa orang – orang yang mengerjakanya hingga hari qiamah tanpa di kurangi dari dosa – dosa mereka sedikitpun.” ( HR.Muslim )
   

Hendaklah setiap muslim yang merasa takut kepada Rabbnya, selalu memperhatikan perbuatan dan amalnya, akan kemanakah kaki nya melangkah ?  Karena boleh jadi ia meletakkan kakinya di jalan yang salah tanpa di sadari.

            Marilah kita menanamkan tekad sebesar – besarnya untuk mengkaji, mendalami,melaksanakan dan menda’wakan As- Sunnah di setiap lapangan kehidupan kita, sehingga menghalangi kaum muslimain untuk meraih kejayaannya. Insaya’Allah.


                                                                                   
                                                                                    http://klik-sunnah-nabi.blogspot.com
                                                                                   

Tidak ada komentar:

Arsip Blog